Kamis, 20 September 2012

Perkembangan Preseptual pada Anak




Anak-anak biasanya gemar mencoba hal-hal baru untuk mengetahui apa yang dia lihat dan dia temukan. Hal yang dia temukan itu biasanya menimbulkan presepsi pada diri anak. Dan presepsi-presepsi itu akan mempengaruhi proses perkembangan pada anak.
Semua proses perkembangan adalah perubahan yang berjalan secara terus menerus, kadang cepat dan jelas, di waktu lain perlahan dan sulit dilihat. Dan proses perkembangan tersebut berjalan secara teratur salama manusia hidup. Bayi yang baru lahir membuka matanya dan melihat segala hal yang ada di sekitarnya dengan aneh.  Namun, sebelum kita membahas mengenai bayi marilah kita bahas terlebih dahulu presepsi keinderaan menurut keseluruhan.
Persepsi keideraan merupakan proses yang komples dan menakjubkan. Namun bukan itu saja, indera penglihatan kita dikoordinasikan dengan indera kita yang lain dan indera yang selain itu saling terkoordinasi. Proses prseptual harus tertentu harus mengorganisasikan bermacam-macam susunan stimulasi yang mengantarkan mata, telinga, kita dan lain-lain ke arah benda dan kejadian yang bermakna, yaitu hal-hal yang tampak stabil walaupunterdapat fluturasi sementara pada informasi keinderaan.
Selama berabad-abad ahli filsafat telah berdebat mengenai apakah bayi muncul di dunia dengan panca indera yang telah terorganisasi seperti panca indera orang dewasa. Nativis percaya bahwa keadaannya demikian. Sebaiknya Empirisis percaya bahwa bayi meghadapi campur aduk warna, bentuk, suara, dan penciuman dan harus belajar memahaminya. Psikologi perkembangan sekarag telah membereskan permasalahan antara perbedaan dua teori tersebut. Ternyata sebagian besar pendapat para nativis benar, bayi dilahirkan dengan kemampuan preseptual yang jauh lebi besar daripada yang pernah diperkirakan. Sebaliknya, terlibat juga semacam pemelajaran yang akan diperikan belakangan. Jadi, Empirisis tidak sepenuhnya keliru. Mungkin kesalahannya terletak pada bicara denga pengertian atau ini itu.
Lalu, apa sebetulnya presepsi itu? Presepsi adalah proses yang memungkinkan kita, lewat kelima indera, memperoleh kesadaran langsung tentang dunia disekitar kita. Kata kuncnya adalah LANGSUNG. Jika, seorang mengatakan kepada saya bahwa diluar sana panas terik, saya memperoleh informasi itu lewat indera pendengaran, tapi bukan pengetahuan langsungg tetapi informasi itu dperoleh oleh bahasa.    

Perkembangan Masa Sekolah


Masa sekolah, identik dengan proses pemelajaran formal. Dalam bahasa sehari-hari, pemelajaran adalah proses yang memungkinkan orang-orang memperoleh pengetahuan atau ketrampilan baru. Banyak ahli psikologi yang mengkaji pemelajaran dalam pengertian ini, dan banyak yang tertarik pada perubahan yang berangsur-angsur dalam jalan pikiran umum Anak-anak mengenai dunia. Seperti Piaget dan Skinner. 
1. Piaget
Piaget mengobservasikan ketiga Anaknya sendiri dan kemudian sejumlah besar anak lainnya; bagaimana anak-anak tersebut menemukan dunia di sekitar mereka tanpa ada yang mengajarkan. Piaget dengan cermat bgaimana Anak-anka maju dari satu prestasi ke prestasi yang lain. Piaget melihat bahwa anak termotivasi oleh kemelitannya dan keingannya untuk menemukan sesuatu, sedangkan perkembangan intelektual tampaknya berlangsung secara spontan. Ide Piaget telah mendorong timbulnya ancangan umum terhadap pendidikan yang disebut pemelajaran penemuan.
Piaget yakin bahwa berfikir adalah proses yang aktif. Yang dimaksud perkembangan oleh Piaget adalah perubahan umum dalam cara berfikir-modifikasi skema- menurut tahapan yang tidak berubah.  Sebaliknya pemelajaran, bagi Piaget , mengimplikasikan pemerolehn perilaku spesifik untuk menangani tugas tertentu dalam konteks tertentu. Piget berpendapat bahwa dunia dan pemahaman Anak-anak sama sekali berbeda dengan dunia dan pemahaman orang dewasa karena Anak-anak melalui tahap-tahap yang dicirikan oleh pemahaman yang berbeda-beda-sensori motor, pra-oprasional, oprasional. Masing-masing tahap bergantung pada tahap sebelumnya.
Pembelajaran penemuan
  Kunci konsep Piaget dalam pembelajaran penemuan adalah tindak penemuan itu sendiri karena Piaget menekankan aktivitas pada perkembangan intelektual dan menyatakan bahwa Anak harus bertindak atas sesuatu jika ingin memahami sesuatu itu. Bisa dikatakan sejak lahir anak kecil menyentuh objek, merasakan dan mengambilnya, mengguncangkannya, memperhatikannya, dan berangsur-angsur, lewat manpulasi aktif, belajar mengenal sifat objek tertentu.
Lalu, apa peranan Guru di sekolah? Menurut Piaget peranan guru disekolah ada dua. Pertama, Ia harus tau apa yang dicapai si Anak, aktivtas mana yang telah dikuasai, dan bagaimana si Anak. masih memerlukan kompetensi. Kedua, Ia dapat membantu proses peralihan tahapan yaitu perkembangan Anak dari satu tahapan ke tahapan berikutnya.  Sedangkan, tugas Guru adalah memilih materi  dan kadang secara tidak langsung menyarankan aktivitas Anak sehingga si Anak atas kemauannya sendiri melakukan sesuatu yang mempunyai makna terhadap pertumbuhan dan perkembangannya secara keseluruhan.
2. Skinne
Skinner menunjukan bahwa dengan teori pemelajaran instrumentalnya orang bahkan dapat, dengan pengukuhan yang cocok, mengajar burung dara bermain pimpong.  Skinner pengukuhan adalah proses di mana ganjaran meningkatkan kemungkinan berbagai respons. Sedangkan, pemelajaran berdasarkan teorinya adalah perubahan perilaku yang terjadi karena adanya pengukuhan. Pengukuhan didefinisikan sebagai suatu kejadian yang meningkatkan kemumgkinan atau frekuens responsi.  

Pembelajaran berprogam

Pembelajaran berprogam ialah program pembelajaran. Bentuk program pembelajaran yang berangkat dari gagasan skinner:
a.     Program linear
Informasi dalam jumlah terbatas disajikan dan pertanyaan diajukan, murid diminta menuliskan jawaban atau mengisi kata yang hilang. Langkah berikutnya memberikan jawaban yang benar dan kemudian potongan informasi berikutnya. Program dibuat sedemikian rupa sehingga dapat menjamin keberhasilan masimum, dilanjutkan dengan penyajian informasi dengan perlahan-perlahan dan rinci sehingga murid hanya akan sedikit membuat kesalahan.
b.     Program linguistik
Informasi juga disajikan dengan pertanyaan, tetapi sejumlah kemunginan jawaban diberikan untuk dipilih oleh murid. Jika jawaban benar, program berlanjut ke lengkah berikutnya. Tapi, jika jawaban salah, program berlanjut ke langkah lain atau ragkaian langkah lain yang memberikan penjelasan lebih lanjut dan memperlihatkan kepada murid dimana letak kesalahannya atau kesalahan pemahamannya

Sosialisasi Prasekolah pada Masa Kanak-kanak Awal


Awal ketika anak-anak mulai bersekolah, seringkali ada anak yang susah untuk berinteraksi dengan teman-teman barunya. Biasanya mereka cenderung dian dan tidak bisa berinteraksi dengan baik. Oleh karena itu, sebaiknya sebagai orang tua dan pendidik memahami proses sosialisasi pada tahap masa kanak-kanak awal.
Proses sosialisasi berawal sejak awal Anak di rumah, namun bagi anak-anak yang sudah berusia 3 tahun, taman kanak-kanak/PAUD dapat meningkatkan keluasan proses itu. Saat anak berada di taman kanak-kanak, anak di ajar untuk bisa bersosialisasi/bergaul dengan semua anak lain dan akan mengembangkan potensi sosial Anak. di taman kanak-kanak, anak ditempatkan pula pada posisi dimana Dia harus empertimbangakan harapan, kebutuhan dan tuntunan Anak dan Orang dewasa lain. Sedangkan, di rumah anak juga mulai di ajari mengenai sopan santun(misalnya:bertrimakasih ketika ada yang memberikan sesuatu,dll) dan belajar bahwa Anak juga tidak akan selalu dapat mengikuti kemauannya sendiri. Beberapa respon tersebut yang dipelajari dirumah akan lebih diperkuat lagi di sekolah sehingga dapat tertaman menjadi sebuah kebisaan. 
Orang tua disini tetap menjadi pihak pertama yang paling penting dalam sosialisasi dan Guru hanya melanjutkan pola yang ditentukan oleh Orang tua.  Tapi, teman sebaya juga memberikan dampak pengukuhan pada prilaku jenis tertentu. Di taman kanak-kanak teman sebaya memiliki peran yang amat penting di dunia Anak kecil, baik disadari atau tidak maupun sebagai model. Ide pembelajaran dari suatu model atau pembelajaran lewat peniruan terutama penting bagi pemahaman proses sosialisasi.

Aktifitas Bermain pada Pekembangan Masa Kanak-Kanak awal


Siapa diantara Anda yang memiliki Anak atau ponakan atau Anda sendiri dulu waktu masih kanak-kanak tidak suka bermain? Saya kira setiap orang pasti suka bermain. Apa lagi Anak-anak, Bermain adalah hal yang sangat menyengangkan. Oleh karena itu, kegiatan bermain banyak disukai oleh Anak-anak. Bermain selain kegiatan yang menyenangan, juga merupakan kegiatan yang baik.  Apalagi bagi Anak-anak, dari permainan-permainan yang Anak lakukan, mereka belajar untuk lebih mengerti akan keadaan di sekelilingnya. Dalam masa perkembangan Anak setiap ada hal baru yang mereka pelajari berarti ada satu permanan baru unutk dimainkan. Anak yang berusia satu setengah tahun biasanya sangat senang jika mereka dapat bermain sendiri, menemukan permainan-permainan baru  dan menggulangi tindakan-tndakan yang berbeda. Jean Piaget dengan seksama menelaah berbagai jenis aktivitas bermain pada Anak-anak berbagai usia.
Teori Piaget
Piaget berpendapat bahwa perkembangan aktivitas bermain amat erat kaitannya dengan perkembangan itelegensi. Dan selain itu, satu petunjuk dari tahap perkembangan Anak mungkin bisa didapat pada lewat pengobservasian aktivitas berman Anak. Salah satu contohnya adalah kesempatan untuk menguasai dan mempraktekkan ketrampilan pada tahapan perkembangakan yang berbeda-beda. Perkembangan intelegensi dan tahap-tahapnya: sensori-motor, pra-operasional, operasional, tahap-tahap ini dicermunkan melalui berbagai aktivitas barmain,seperti: bermain penguasaan(mastery play),bermain pura-pura(make-belive play),bermain menurut kaidah tertentu(play with rules), yang mencerminkan Anak-anak pada usia yang berbeda-beda, walaupun Anak-anak mencerap dan menggabungkan aktivitas bermain dari tahapan lebih awal ke aktifitas bermain yang cocok untuk usianya sekarang.
Aktifitas bermain atau pura-pura
Pada Anak yang berusia 2-7 tahun biasanya aktivitas bermain simbolik atau pura-pura sering dilakukan. Pada usia inilah Anak-anak menggunakan symbol dalam aktivitas bermainnya, memepelajari bahasa, dan belajar cara berpura-pura dengan membuat sesuatu mewakili seesuatu yang lain. Esensi dari aktifitas bermain pura-pura adalah bahwa si Anak mentransformasikan dirinya sendiri atau sebuah objek menjadi sesuatu yang lain. Bagi Piaget kemampuan untuk menyimbolkan atau membuat sesuatu mewakili sesuatu yang lain penting dalam membantu si anak menstranformasikan skema sensori-motor menjadi konsep.
Seorang ahli psikologi Amerika, Catherine Garvey, dengan mengangumkan menunjukan bahwa bahasa menjadi sarana untuk aktivitas bermain pura-pura. Dari belakang kaca tembus-pandang satu arah Gatvey melakukan kajian OBSERVASI NATURALISTIK terhadap Anak-anak yang sedang bermain pada sebuah tempat penitipan Anak. Dengan hasilnya, bahwa Anak kecil memang membutuhakan waktu daam belajar berinteraksi dengan Anak-anak lain. Namun, Anak berusia tiga tahun mampu melakukan percakapan pura-pura secara bersama-sama, terutama jika tidak ada orang dewasa diantara mereka. 
Bermain dengan Kaidah
Pada akhirnya Piaget mengobservasikan bermain dengan kaidah yang menandakan si anak berada pada periode operasional(kira-kira 7 tahun ke atas). Pada saat cara berfikir Anak sudah menjadi logis, maka permainan serta aktivitasnya tiba kemampuan untuk menggabungakan kaidah. Pertama, Anak-anak lebih suka membuat kaidah sendiri dan tidak mampu mengikuti “aturan permainan”;baru pada perkembangan berikutnya mareka dapat mengikuti kaidah standar yang berlaku untuk semua orang. Hal ini bersamaan waktunya dengan cara berfikir. Menurut Piaget adaptasi intelektual ditandai oleh dua proses, yaitu:
a.     Asimilasi: Anak  mencerap informasi dan pengalaman dunia luar dan memodifikasikannya agar cocok dengan pengalaman dan pemahaman dirinya sendiri.
b.     Akomodasi: Anak mengubah dan mengembangkan pemahamannya sendiri sehingga cocok dengan objek maupun peristiwa di dunia luar.
Dalam permainan asimilasi lebih penting dibandingkan akomodasi karena dalam permainan si anak berinteraksi dengan dunia luar dan mengubah dunia agar cocok dengan pemahamannya sendiri.

Perkembangan Pada Masa Bayi


Masa perkambangan dan pertumbuahan pada bayi biasa disebut dengan periode vital(0-2 tahun), karena apa yang terjadi pada periode vital ini akan menjadi pondasi kokoh perkembangan dan pertumbuhan yang selanjutnya.  Dan pada periode ini berlangsung sangat cepat.

Ciri yang sangat mencolok dalam fase pertubuhan bayi adalah kemampuan mental dan daya akalnya pada umumnya berkembang lebih cepat dari kemampuan fisiknya. Hal tersebut tampak dari fungsi koordinasi matanya, yang selalu mengamati dan menyelidiki lingkungannya, sekalipun dia sendiri belum mampu menjangkaunya dengan tangan dan kaki. Dengan pertambahan usia, bayi menampakkan pertambahan aktivitas mental dan jasmaniah yang tidak terbilang banyak. Tahap perkembangan fungsi-fungsi itu pada umumnya mengikuti satu pola tertentu. Keaktifan jasmaniah anak bayi itu berkembang sebagai berikut:

  •   Bulan pertama dan kedua: melihat,mendengar,mencium, ,mersakan dengan segenap inderanya.

  • Bulan ketiga: Pada akhir bulan ini bayi akan mengerak-gerakan kepalanya

  • Bulan kelima dan keenam: Telungkup dan menggeser-geserkan badan

  •   Bulan ketujuh: duduk

  • Bulan kedelapan: merangkak

  •  Bulan kesembilan dan kesepuluh: mengangkat badan dan banngkit berdiri

  • Bulan sebelas: merambat, jalan dengan berpegangan

  • Bulan duabelas: berdiri sendiri dan mulai berjalan

Perkembangan fungsi-fungsi jasmaniah dapat kita bedakan dalam 5 macam perkembangan ketrampilan, yaitu:

  1. Perkembangan motorik dan gerak reflek

  2.   Kemempuan merangkak

  3.  Kemampuan duduk 

  4.   Kemampuan berdiri dan berjalan 

  5.   Ketrampilan memanipulasikan tangan